Sebelumnya terimakasih untuk Pak Mardwi yang telah memberikan kritik mengenai poster...Poster ini bertemakan tentang kemiskinan. Poster ini menggambarkan kondisi masyarakat miskin di negeri kita, kemiskinan yang telah merajalela di mana-mana. Melalui poster ini diharapkan mampu menggugah perhatian masyarakat menengah ke atas tentang seberapa besar kita peduli pada rakyat miskin? Apa yang sudah kita lakukan untuk meringankan beban mereka? Karena sesungguhnya di relung hati mereka yang kelaparan, kesusahan, menderita, mereka berteriak meminta pertolongan kepada kita.
Semoga melalui poster ini dapat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat yang mau peduli sehingga nantinya uluran tangan tersebut dapat direalisasikan kepada masyarakat miskin.
Puji syukur akhirnya setelah berhari-hari, berpanas-panas, berhujan-hujan, kelompok 6 tekom (innocence team) telah menyelesaikan syuting tugas pembuatan film dengan judul "BROTO'S PROJECT". Terima kasih kuucapkan kepada teman-temanku innocence team (Rudi, Ayu, Galih, Bagas, Amalia, Ruri, Aldia, dan mas Afiet) yang telah solid bekerjasama di dalam proses pembuatan film ini.
Melalui tema world class city, kami kelompok enam merancang skenario yang berisi suatu bentuk kerjasama antar negara yaitu developer dari Indonesia yang bertempat di kota Semarang bekerja sama dengan konsultan dari Arab yang mampu melahirkan ide untuk membangun perumahan bertaraf internasional. Kenapa kami mengambil Arab untuk bekerjasama? Karena salah satu anggota innocence team ada yang mirip sekali dengan orang Arab mulai dari perawakannya dan wajahnya, namanya Galih.
Syuting dilakukan selama 3 hari, mulai dari 5 - 7 juni 2010. Hari pertama kami syuting di sebuah CV bernama CV Birus Multi Karsa yang akan dijadikan sebagai kantor pak Broto. Sebelum take film kami mempersiapkan bagian masing-masing, ada yang make up, merapikan tempat, menyiapkan tripod dan kamera, dsb. Yang tidak bisa terlupakan adalah ketika saya me-make up kumis Rudi sebagai pak broto menggunakan eye liner, karena katanya gatal dan ketika digaruk hilang,hehehe..
Ketika proses take film di tempat tersebut ternyata banyak sekali adegan-adegan lucu seperti lupa dialog, salah ambil posisi, sehingga harus berkali-kali diulang. Meskipun melelahkan tetapi seru dan menyenangkan. Hari kedua dilanjutkan take film masih di CV Brus Multi Karsa. Dan hari ketiga,take film dilakukan di bandara Ahmad Yani Semarang (scene di mana pak Abdullah ,konsultan dari Arab datang) dan di di salah satu rumah di daerah Tembalang Regency (pengambilan scene saat negosiasi antara pak Broto dengan warga tergusur). Ketika mengambil scene di bandara Ahmad Yani saya mendengar Galih menyeletuk seperti ini" Masya Allah Bapak ane bisa marah n g mau ngakui ane, klo tau ane berdandan seperti ini,,ane malu...maafin ane..". Dengan logat orang Arab sehingga membuat kami semua tertawa.hahahaha....... Dan ketika mengambil scene dia berjalan bersama saya di Bandara pun sampai berkali-kali karena kalau ada mobil lewat dia menutupi mukanya dengan jubahnya. Teman-temanku memang lucu-lucu..applause untuk kalian semua...!
09.25
Diposting oleh
ratika
Apa yang muncul pertama kali di benak kita mengenai "world class city" ?
Banyak orang awam mengatakan world class city adalah kota bertaraf internasional. Lalu seperti apa world class city itu?
Dalam disiplin ilmu perencanaan wilayah dan kota mempelajari dan menggunakan berbagai konsep perencanaan kota di antaranya world class city. Menurut pendapat saya, world class city atau kota bertaraf internasional yaitu kota yang memiliki ciri khas dan kharisma sehingga melalui ciri khas yang dimiliki, kota tersebut dikenal di mata dunia. Ciri khas tersebut bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya kota yang memiliki perkembangan teknologi yang maju dan modern, mulai dari design isi kota dan juga penduduknya. kemudian ciri khas yang lain dapat dilihat dari budayanya seperti bangunan dan benda-benda bersejarah yang memiliki nilai-nilai penting. Kota yang memiliki culture yang beragam dan dipelihara tentunya mampu menjadi daya tarik untuk melangkah menjadi kota bertaraf internasional.