ANALISIS LOKASI DAN POLA RUANG

A. Pendahuluan
Teori lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang dari kegiatan ekonomi. Teori lokasi tersebut bertujuan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten dan logis.
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitikberatkan pada tiga unsur jarak (distances), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuan dari analisis keruangan adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai dengan struktur keruangan, dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dengan interaksi keruangan, aksesibilitas antara pusat dan perhentian suatu wilayah, dan hambatan interaksi, hal ini didasarkan oleh adanya tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat kegiatan bagi tempat- tempat lain, serta adanya hierarki di antara tempat- tempat tersebut (Rahmat Kusnadi, 2010).

B. Review Literatur

Lokasi dalam ruang dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Lokasi absolut
Lokasi absolut adalah lokasi yang berkenaan dengan posisi menurut koordinat garis lintang dan garis bujur (letak astronomis). Lokasi absolut suatu tempat dapat diamati pada peta.
2. Lokasi relatif
Lokasi relatif adalah lokasi suatu tempat yang bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wilayah lain yang ada di sekitarnya.
Sistem ekonomi menjadi dasar analisis lokasi.

Faktor – faktor lokasi (faktor produksi ):

Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Berikut ini adalah contoh faktor produksi :
a. Bahan baku
b. Energi
c. Lahan
d. Tenaga Kerja
e. Modal
f. Faktor lainnya (manajemen, skala produksi, keterkaitan, biaya transportasi)

Faktor yang bersifat Intangible
a. Lingkungan bisnis
b. Kesejahteraan
c. Prefensi Perorangan

Teori lokasi sebagai modal analisis :
a. Model atau teori yang berkembang pada awalnya berdasarkan pada Biaya, Transportasi, dan Jarak.
b. Kemudian berkembang dengan memperhatikan faktor yang lebih komplek misalnya:
c. Pelaku usaha ekonomi
d. Kondisi lingkungan makro
e. Perbedaan karakteristik wilayah

Masalah Lokasi diklasifikasikan menjadi dua yaitu fungsional dan areal. Secara fungsional yaitu siapa saja yang terlibat misalnya individu, keluarga, perusahaan, dll. Secara areal yakni sebesar apa cakupan wilayahnya misalnya kota, kabupaten, provinsi, dan sebagainya.

C. Kesimpulan

Ada tiga hal fundamental dalam memodifikasi masalah interaksi keruangan yaitu elemen jarak, eksponen kepada populasi, dan parameter.
Cakupan teori lokasi :
1. lahan pertanian dan guna lahan kota à Von Thunen dan teori turunannya;
2. lokasi industri à pendekatan deterministik Weberian dan pendekatan perilaku;
3. tempat pusat à mengapa ada hirarki dan order; Christaller dan teori turunannya;
4. alokasi lokasi à bagaimana mengalokasikan fasilitas kota;
5. interaksi keruangan à hubungan antarlokasi dan kegiatan.
1 Response
  1. Deri Manopo Says:

    bagus...makasih ya RATIKA......hasil dari tarian jemari kamu bnyak juga ea....

Posting Komentar